BAHAN KURANG, KIR GAK MENANG
Karya Ilmiah merupakan tulisan berisi ide kreatif yang disusun secara komprehensif berdasarkan data, analisis dan diakhiri dengan kesimpulan yang relevan dan KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) itu sendiri adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang menghasilkan karya ilmiah. Selain itu, KIR merupakan sebuah organisasi dan menjadi salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini maupun pada masa mendatang. Apalagi untuk para siswa zaman sekarang. Kegiatan KIR ini sangat berguna dan memiliki banyak manfaat baik bagi siswa itu sendiri maupun masyarakat luas. Karena meskipun kegiatan ini syaratnya dengan penelitian dan sejenisnya tetapi kegiatan tersebut sangat membantu siswa terutama dalam mengembangkan ide, kreativitas dan peningkatkan daya kritis siswa sehingga dapat menambahkan wawasan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembinaan KIR pun tidak hanya dilakukan di sekolah. LIPI sendiri melalui Biro Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( Iptek ) berusaha meningkatkan peran Pembinaan Ilmiah Remaja dengan beragam bentuk-bentuk kegiatan ilmiah yang diminati oleh kaum muda yang berada dalam organisasi KIR. Dan untuk meningkatkan inovasi teknologi ramah lingkungan sebagai wujud aktualisasi sikap ilmiah pembaharu muda indonesia, universitas-universitas ternama di Jawa Timur juga turut mengadakan sebuah ajang kompetisi karya ilmiah sehingga dapat membantu dalam memperluas hubungan kerja sama dengan instansi terkait dan dapat menambah pengalaman bagi para peserta sesama calon ilmuwan tanah air. Seperti halnya lomba KIR yang diadakan oleh Unesa yaitu Bio Compact “Biology Competition and Application” yang dikhususkan untuk siswa tingkat SMA/sederajat se-Jawa Timur-Bali setiap tahunnya. Dan berbagai jenis lomba KIR lainnya.
Contohnya trio santri asal SMA Al-Multazam Mojokerto ini ( Lutfiatul Hilmiah, Ayu Rosyidatul A., Miftahul Ulumiah ), mereka bergaya dengan wajah yang sumringah walaupun sebenarnya hati mereka mungkin sedih karena masih belum berhasil dalam lomba karya tulis ilmiyah remaja (LKIR) bio compact unesa se-jawa timur bali (20/10). Meskipun mereka masih belum bisa mendapatkan juara untuk mengharumkan nama baik sekolah mereka, mereka bersyukur karena mereka sudah masuk ke THE BEST 10.
"Saat membaca pengumuman di internet, kami sangat kaget dan sekaligus bersyukur karena nama sekolah kami tertulis diantara 10 nama sekolah terbaik yang masuk ke 10 besar. " cerita Ayu santri asal Dawarblandong, Mojokerto.
Saat semifinal, mereka menuturkan bahwa mereka sangat canggung karena selain mereka tidak didampingi guru pembimbing mereka, Rani Asmara, bahan dan peralatan yang mereka bawa sangat berbeda dengan yang dibawa oleh peserta dari sekolah lain. Mereka bertiga hanya membawa satu tas kecil yang berisi beberapa alat uji coba, sedangkan peserta lainnya membawa hampir semua bahan jadi dan peralatan untuk uji coba. "ya malu, tapi PD aja. Al-Multazam kan simple... hahahah.." ucap Lutfiatul Hilmiayah santri asal Wonokromo Surabaya. Saat ditanya apakah perjuangan kalian hanya sampai disini? salah seorang dari mereka menjawab "Sebagai santri yang berpendidikan dan berakhlaqul karimah, kita tidak akan putus asa karena kegagalan adalah Awal dari Keberhasilan... bener kan temen-temen?" tutur santri asal Puri Mojokerto. Temen-temennya pun mengangguk dengan mantab.
Ya. Meskipun faktanya, memang sebagian besar pelajar baik SMP ataupun SMA tidak berhasil mengukir prestasi dari kompetisi ini atau bahkan tidak berminat sedikitpun dengan kegiatan ini, tetapi tidak sedikit pula para pelajar yang berminat dan berhasil mengukir prestasi sampai di tingkat internasional melalui kegiatan Youth Science Club ini.
Jadi, meskipun negeri Indonesia belum memiliki fasilitas teknologi secanggih negeri Sakura, tetapi hal ini tetap tidak boleh menyurutkan niat sebagai anak bangsa untuk terus berkreasi menciptakan inovasi-inovasi baru bagi kemajuan bangsa dan Negeri Indonesia tercinta. (ay)
Karya Ilmiah merupakan tulisan berisi ide kreatif yang disusun secara komprehensif berdasarkan data, analisis dan diakhiri dengan kesimpulan yang relevan dan KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) itu sendiri adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang menghasilkan karya ilmiah. Selain itu, KIR merupakan sebuah organisasi dan menjadi salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini maupun pada masa mendatang. Apalagi untuk para siswa zaman sekarang. Kegiatan KIR ini sangat berguna dan memiliki banyak manfaat baik bagi siswa itu sendiri maupun masyarakat luas. Karena meskipun kegiatan ini syaratnya dengan penelitian dan sejenisnya tetapi kegiatan tersebut sangat membantu siswa terutama dalam mengembangkan ide, kreativitas dan peningkatkan daya kritis siswa sehingga dapat menambahkan wawasan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembinaan KIR pun tidak hanya dilakukan di sekolah. LIPI sendiri melalui Biro Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( Iptek ) berusaha meningkatkan peran Pembinaan Ilmiah Remaja dengan beragam bentuk-bentuk kegiatan ilmiah yang diminati oleh kaum muda yang berada dalam organisasi KIR. Dan untuk meningkatkan inovasi teknologi ramah lingkungan sebagai wujud aktualisasi sikap ilmiah pembaharu muda indonesia, universitas-universitas ternama di Jawa Timur juga turut mengadakan sebuah ajang kompetisi karya ilmiah sehingga dapat membantu dalam memperluas hubungan kerja sama dengan instansi terkait dan dapat menambah pengalaman bagi para peserta sesama calon ilmuwan tanah air. Seperti halnya lomba KIR yang diadakan oleh Unesa yaitu Bio Compact “Biology Competition and Application” yang dikhususkan untuk siswa tingkat SMA/sederajat se-Jawa Timur-Bali setiap tahunnya. Dan berbagai jenis lomba KIR lainnya.
Contohnya trio santri asal SMA Al-Multazam Mojokerto ini ( Lutfiatul Hilmiah, Ayu Rosyidatul A., Miftahul Ulumiah ), mereka bergaya dengan wajah yang sumringah walaupun sebenarnya hati mereka mungkin sedih karena masih belum berhasil dalam lomba karya tulis ilmiyah remaja (LKIR) bio compact unesa se-jawa timur bali (20/10). Meskipun mereka masih belum bisa mendapatkan juara untuk mengharumkan nama baik sekolah mereka, mereka bersyukur karena mereka sudah masuk ke THE BEST 10.
"Saat membaca pengumuman di internet, kami sangat kaget dan sekaligus bersyukur karena nama sekolah kami tertulis diantara 10 nama sekolah terbaik yang masuk ke 10 besar. " cerita Ayu santri asal Dawarblandong, Mojokerto.
Saat semifinal, mereka menuturkan bahwa mereka sangat canggung karena selain mereka tidak didampingi guru pembimbing mereka, Rani Asmara, bahan dan peralatan yang mereka bawa sangat berbeda dengan yang dibawa oleh peserta dari sekolah lain. Mereka bertiga hanya membawa satu tas kecil yang berisi beberapa alat uji coba, sedangkan peserta lainnya membawa hampir semua bahan jadi dan peralatan untuk uji coba. "ya malu, tapi PD aja. Al-Multazam kan simple... hahahah.." ucap Lutfiatul Hilmiayah santri asal Wonokromo Surabaya. Saat ditanya apakah perjuangan kalian hanya sampai disini? salah seorang dari mereka menjawab "Sebagai santri yang berpendidikan dan berakhlaqul karimah, kita tidak akan putus asa karena kegagalan adalah Awal dari Keberhasilan... bener kan temen-temen?" tutur santri asal Puri Mojokerto. Temen-temennya pun mengangguk dengan mantab.
Ya. Meskipun faktanya, memang sebagian besar pelajar baik SMP ataupun SMA tidak berhasil mengukir prestasi dari kompetisi ini atau bahkan tidak berminat sedikitpun dengan kegiatan ini, tetapi tidak sedikit pula para pelajar yang berminat dan berhasil mengukir prestasi sampai di tingkat internasional melalui kegiatan Youth Science Club ini.
Jadi, meskipun negeri Indonesia belum memiliki fasilitas teknologi secanggih negeri Sakura, tetapi hal ini tetap tidak boleh menyurutkan niat sebagai anak bangsa untuk terus berkreasi menciptakan inovasi-inovasi baru bagi kemajuan bangsa dan Negeri Indonesia tercinta. (ay)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar